Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Serangan Umum 1 Maret 1949 | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Revolusi Nasional Indonesia dan Serangan Umum Yogyakarta dan Surakarta | |||||||
Monumen Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Templat:Country data Indontesia | Belanda | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
-Sultan Hamengkubuwono IX |
-Mayor Jenderal Langen | ||||||
Pasukan | |||||||
Kepolisian Negara Republik Indonesia |
Tentara Kerajaan Belanda Tentara Kerajaan Hindia Belanda | ||||||
Kekuatan | |||||||
10,000–22,000 | 2,000–3,000 | ||||||
Korban | |||||||
300 tentara dan 53 polisi tewas | ~170 tentara dan polisi tewas atau terluka |
Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang terjadi pada tanggal 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Serangan ini telah dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III dengan mengikutsertakan pimpinan pemerintah sipil setempat berdasarkan instruksi dari Panglima Divisi III, Kol. Bambang Sugeng. Serangan ini bertujuan untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik indonesia masih ada dan cukup kuat, dengan harapan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB. Perundingan tersebut memiliki tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada waktu itu menjabat sebagai Komandan Brigade X/Wehrkreis III turut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta.